Minggu, 05 Juli 2015

SETIAP LANGKAH



Seorang profesor di undang untuk berbicara di sebuah basis militer, di sana ia berjumpa dengan seorang prajurit yang tak mungkin dilupakan, bernama Harry.

Harry yang dikirim untuk menjemput profesor di bandara, setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju tempat penambilan koper, ketika berjalan keluar, Harry sering menghilang. Banyak yang dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopernya jatuh. Kemudian mengangkat seorang anak kecil agar dapat melihat pemandangan. Ia juga menolong orang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar. Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor itu dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Dari mana anda belajar melakukan hal-hal itu?" tanya profesor. "Oh" kata Harry, "Selama perang, saya kira" lalu ia menuturkan perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ia harus menyaksikan satu persatu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.

"Saya belajar untuk hidup di antara pijakan langkah" katanya. Saya tak pernah tahu apakah langkah berikutnya merupakan pijakan terakhir sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki, setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, dan saya kira sejak itulah saya menjalani kehidupan seperti ini". Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh beberapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang berkualitas.

Selasa, 30 Juni 2015

GADIS KECIL DAN KOTAK EMAS


Di sebuah keluarga miskin, seorang ayah tampak kesal pada anak perempuannya yang berusia tiga tahun, anak perempuannya baru saja menghabiskan uang untuk membeli kertas kado emas untuk membungkus sekotak kado.

Keesokan harinya, anak perempuan itu memberikan kado tersebut sebagai hadiah ulang tahun pada sang ayah, "Ini untuk ayah" kata anak gadis itu.

Sang ayah tak jadi marah, namun ketika ia membuka kotak dan mendapatkan isinya kosong, meledaklah kemarahannya. "Tak tahukah kau, kalau kau menghadiahi kado pada eseorang, kau harus memberi sebuah barang dalam kotak ini!".

Anak perempuan kecil itu menatap ayahnya dengan mata berkaca-kaca, ia berkata terisak-isak, "Oh ayah, sesungguhnya aku telah meletakkan sesuatu ke dalam kotak itu", "Apa yang kau letakkan ke dalam kotak ini? Bukankah kau lihat kotak ini kosong?" bentak ayahnya. "Oh ayah, sungguh aku telah meletakkan hampir ribuan ciuman untuk ayah ke dalam kotak itu" bisik anak perempuan itu.

Sang ayah terperengah mendengar jawaban anak perempuan kecilnya, ia lalu memeluk erat-erat anak perempuannya dan meminta maaf.

Konon, orang-orang menceritakan bahwa, pria itu selalu meletakkan kotak kado itu di pinggir tempat tidurnya sampai akhir hayat, kapan pun ia mengalami kekecewaan, marah atau beban yang berat.

Ia membayangkan ada ribuan ciuman dalam kotak itu yang mengingatkan cinta anak perempuannya, dan sesungguhnya kita telah menerima sebuah kotak emas penuh berisi cinta tanpa pamrih dari orang tua, istri/suami, anak, pasangan, teman dan sahabat kita. Tak ada yang lebih indah dan berharga dalam hidup ini selain cinta.

Disadur dari : Ana Lucia, A Little Girl and The Golden Box

Minggu, 21 Juni 2015

KOIN PENYOK


Alkisah seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu dengan rasa putus asa, sudah cukup lama ia menganggur, kondisi finansial keluarganya morat-marit.

Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak, laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalananya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.

Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu, karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya. "Uh hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok" gerutunya kecewa, meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.

"Sebaiknya koin ini bapak bawa saja ke kolektor uang kuno" kata teller itu memberi sebuah saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya ke kolektor, beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 300 ribu rupiah.

Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dilakukan dengan rejeki nomplok ini, ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral, dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan toples.

Sesudah membeli kayu seharga 300 ribu rupiah, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang, di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel.

Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu, kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal, kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel.

Dia menawarkan uang sejumlah 1 juta rupiah kepada lelaki itu, terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkan mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu.

Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya, dia menukr kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu, dia pun segera membawanya pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru, seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah.

Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 2 juta rupiah, ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 2,5 juta rupiah, lelaki itupun setuju, kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.

Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memasukkan uang yang ia terima, ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 2,5 juta rupiah, pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, "Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?" lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa, hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".

Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Kamis, 18 Juni 2015

KENTANG BUSUK


Seorang ibu guru taman kanak-kanak (TK) mengadakan "permainan", ibu guru menyuruh tiap-tiap muridnya membawa kantong plastik transparan 1 buah dan kentang. Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa, tergantung jumlah orang-orang yang dibenci.

Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantong plastik, ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5, seperti perintah guru mereka tiap-tiap kentang diberi nama sesuai nama orang yang dibenci.

Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun selama 1 minggu. Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap, setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.

Ibu guru : "Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu?"

Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut kemanapun mereka pergi.

Gurupun menjelaskan apa arti dari "permainan" yang mereka lakukan.

Ibu guru : "Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain, sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya 1 minggu, bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup? Alangkah tidak nyamannya".

Minggu, 14 Juni 2015

KELINGKING


Alkisah tentang seorang raja perkasa yang hobi berburu, selagi berburu, kudanya meringkik sembari mengangkat kaki ke atas.

Raja kaget, lalu terpelanting, kelingkingnya putus, raja sangat marah karena dia cacat. "Sudahlah paduka, kalau kena musibah, ya bersyukur saja" ujar seorang penasihatnya.

Sang raja bukannya luluh malah tambah marah, dengan lantang berteriak "Penjarakan penasihat bodoh ini!". Para pengawal yang selalu patuh tidak dapat membantah dan melaksanakan perintah itu, sang penasihat pun dijebloskan ke penjara.

Lima tahun kemudian, saat dia berburu lagi, raja ini ditangkap suku primitif, pria gagah berkulit putih mulus ini akan dipersembahkan pada dewa sebagai tumbal.

Hanya saja, setelah diteliti, lho, kelingkingnya terpotong/cacat jadi terpaksa diganti. Sebagai pengganti, pengawalnya yang tidak cacat dijadikan tumbal pengawal itu lalu dikubur hidup-hidup dan rajanya dipulangkan.

Setelah itu raja menyadari kekhilafannya, penasihat yang dulu dipenjara itu pun dilepaskan "Saya memang harus bersyukur tidak memiliki kelingking" kata raja, mengaku kesalahannya.

"Lah saya juga bersyukur raja memenjarakan saya, kalau saya tidak dipenjarakan oleh paduka, mungkin, saya yang menggantikan paduka sebagai tumbal".

Jumat, 05 Juni 2015

KEAJAIBAN DUNIA


Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari "Tujuh Keajaiban Dunia" pada awal dari pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar apa yang mereka pikir merupakan tujuh keajaiban dunia saat ini.

Walaupun ada beberapa ketidaksesuaian, sebagian besar daftar berisi:

Piramida

Taj Mahal

Tembok Cina

Menara Pisa

Kuil Angkor

Menara Eifel

Pentagon

Ketika mengumpulkan daftar pilihan, bu guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya, jadi bu guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya.

Gadis pendiam iitu menjawab, "Ya sedikit, saya tidak bisa memilihnya karena sangat banyaknya"

Bu guru berkata, "Baik katakanlah pada kami apa yang kau miliki dan mungkin kami bisa membantu memilihnya"

Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca, saya pikir tujuh keajaiban dunia adalah:

Bisa Melihat

Bisa Mendengar

Bisa Menyentuh

Bisa Menyayangi

Dia ragu lagi sebentar, kemudian melanjutkannya,

Bisa Merasakan

Bisa Tertawa

dan, Bisa Mencintai

Ruang kelas tersebut sunyi seketika, alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya "Keajaiban"

Sementara kita lihat lagi yang telah Tuhan karuniakan untuk kita, kita menyebutnya sebagai "biasa"

Semoga hari ini diingatkan tentang segala hal yang betul-betul ajaib dalam kehidupan anda.

Kamis, 04 Juni 2015

KAKEK NENEK


Suatu ketika di sebuah desa kecil hidup pasangan kakek dan nenek yang hendak berangkat umroh, si kakek tampak gelisah sepertinya ada yang kakek sembunyikan, akhirnya dengan pertimbangan yang cukup lama, si kakek membuka pembicaraan dengan nenek.

"Nek, kita kan mau berangkat umroh" kata kakek berbasa-basi, "Untuk itu kakek mau kita saling jujur atas kesalahan kita masing-masing" sambung kakek. "Biar kita mabrur juga takut kita nggak ketemu lagi sepulang umroh", kemudian nenek menjawab dengan penuh antusias, "Kakek betul biar ibadah kita diridhoi ya kek", jawab nenek.

Dengan penuh keraguan kakek berkata, "Mmm anu nek, aduh gimana yah ngomongnya?"

"Memang apa sih kek yang ingin kakek omongin, ngomong aja terus terang kek" kata nenek.

"Aduh gimana ya? Kakek mau jujur tapi takut nenek marah. Nenek jangan marah ya?" pinta kakek, nenek pun mengangguk tanda setuju.

"Gini nek" sambung kakek ragu. "Sebetulnya pada waktu kita nikah dulu kakek sudah bukan perjaka lagi".

Kakek menunggu jawaban nenek, dengan ekspresi yang datar nenek menjawab "Oh..."

Kakek heran, "Lho kok cuma oh, nenek nggak marah?"

Jawab nenek "Kek, nenek pun mau jujur sama kakek, nenek juga waktu kita nikah sudah tidak perawan lagi" jawab nenek menjelaskan.

"Oh begitu rupanya" kakek lega mendengar jawaban nenek, "Kalau begitu kita impas ya nek".

"Apa?" kakek agak terkejut, sambil sedikit menahan amarahnya, kata kakek. "Memang nenek sudah nikah berapa kali?"

"Nah itu dia, nenek lupa berapa kali nenek nikah. tapi setiap nenek nikah, nenek menyimpan sebuah butir kacang hijau dimangkuk"

"Sekarang dimana mangkuk itu?" tanya kakek dengan perasaan yang tak karuan. "Ada di dapur di atas rak piring" kata nenek.

Betapa lebih terkejut lagi si kakek mendapati mangkuk besar yang terisi banyak butiran kacang hijau, sambil membawa mangkuk itu ke teras depan, kakek bertanya "Nek, kenapa banyak sekali? Lalu apa maksudnya uang yang nenek simpan di atas mangkuk ini?"

"Oh karena terlalu banyak butir kacang hijau yang nenek simpan, jadi nenek menjualnya sebagian, itulah uang yang nenek peroleh dari menjual butir kacang hijau"

Hehehe... mungkin tidak pernah ada cerita seperti di atas namun dari cerita di atas dapat kita pelajari bahwa adalah hal terpenting selain sebuah kejujuran.

Dan apabila anda bertanya pada diri anda sendiri, bukan siapkah anda jujur kepada orang lain, namun lebih siapkah anda apabila orang lain jujur kepada anda?

"Katakanlah sejujurnya walapun itu pahit"

Senin, 01 Juni 2015

JESSICA


Berikut ada sebuah cerita yang bisa membawa hikmah bagi kehidupan, betapa pentingnya waktu untuk orang-orang yang kita cintai.

Terkadang kita lebih banyak melewatkan waktu di tempat kerja (karena tuntutan kerja, tuntutan uang) dari pada bersama keluarga, padahal menurut anda, mana yang lebih penting, uang atau berkumpul dengan keluarga dan orang-orang yang anda cintai?

Pada suatu malam Budi, seorang eksekutif sukses, seperti biasa sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya pulang ke rumah, karena keesokan harinya ada rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham.

Ketika ia sedang menyeleksi dokumen kantor tersebut, putrinya Jessica datang mendekatinya, berdiri tepat di sampingnya, sambil memegang buku cerita baru.

Buku itu bergambar seorang peri kecil yang imut, sangat menarik perhatian Jessica, "Pah liat!" Jessica berusaha menarik perhatian ayahnya, Budi menengok ke arahnya, sambil menurunkan kacamatanya, kalimat yang keluar hanyalah kalimat basa-basi "Wah, buku baru ya Jes?"

"Ya papa" Jessica berseri-seri karena merasa ada tanggapan dari ayahnya. "Bacain Jessi dong pa" pinta Jessica lembut, "Wah papa sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh" sanggah Budi dengan cepat.

Lalu ia segera mengalihkan perhatiannya pada kertas-kertas yang berserakan di depannya, dengan serius, Jessica hening sejenak, namun ia belum menyerah.

Dengan suara lembut dan sedikit manja ia kembali merayu "Pa, mama bilang papa mau baca untuk Jessi" Budi mulai agak kesel, "Jes papa sibuk, sekarang Jessi suruh mama baca ya". "Pa, mama cibuk terus, papa liat gambarnya lucu-lucu".

"Lain kali Jessica, sana! Papa lagi banyak kerjaan" Budi berusaha memusatkan perhatiannya pada lembar-lembar kertas tadi, menit demi menit berlalu, Jessica menarik nafas panjang dan tetap di situ, berdiri di tempatnya penuh harap, dan tiba-tiba ia mulai lagi.

"Pa..., gambarnya bagus, papa pasti suka!", "Jessica, PAPA BILANG, LAIN KALI!" kata Budi membentaknya dengan keras, kali ini Budi berhasil.

Semangat Jessica kecil terkulai, hampir menangis, matanya berkaca-kaca dan ia bergeser menjauhi ayahnya "Iya pa, lain kali ya pa?" ia masih sempat mendekati ayahnya dan sambil menyentuh lembut tangan ayahnya ia menaruh buku cerita di pangkuan sang Ayah.

"Pa kalau papa ada waktu, papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger".

Hari demi hari telah berlalu, tanpa terasa dua pekan telah berlalu namun permintaan Jessica kecil tidak pernah terpenuhi, buku cerita Peri Imut, belum pernah dbacakan bagi dirinya.

Hingga suatu sore terdengar suaru hentakan keras "Buuuk!!!" beberapa tetangga melaporkan dengan histeris bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang pemuda mabuk yang melajukan kendaraanya dengan kencang di depan rumah Budi.

Tubuh Jessica mungil terhentak beberapa meter, dalam keadaan yang begitu panik ambulan didatangkan secepatnya, selama perjalanan menuju rumah sakit, Jessica kecil sempat berkata dengan begitu lirih "Jessi takut pa, Jessi takut ma, Jessi sayang papa mama" darah segar terus keluar dari mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi ketika sesamppainya di rumah sakit terdekat.

Kejadian hari itu begitu mengguncangkan hati nurani Budi, tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji.

Kini yang ada hanyalah penyesalan, permintaan sang buah hati yang sangat sederhana pun tidak terpenuhi, masih segar terbayang dalam ingatan budi tangan mungil anaknya yang memohon kepadanya untuk membacakan sebuah cerita, kini sentuhan itu terasa sangat berarti sekali.

"... papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger" kata-kata Jessi terngiang-ngiang kembali.

Sore itu setelah segalanya telah berlalu, yang tersisa hanya keheningan dan kesunyian hati, canda dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar lagi, Budi mulai membuka buku cerita peri imut yang diambilnya perlahan dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan.

Bukunya sudah tidak baru lagi, sampulnya sudah usang dan koyak, beberapa coretan tak berbentuk menghiasi lembar-lembar halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil.

Budi menguatkan hati, dengan mata yang berkaca-kaca ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan suara keras, tampak sekali ia berusaha membacanya dengan keras, ia terus membacanya dengan keras-keras halaman demi halaman, dengan berlinang air mata. "Jessi dengar papa baca ya" selang beberapa kata, hatinya memohon lagi "Jessi papa mohon ampun nak, papa sayang Jessi" seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya, tak kuasa menahan itu Budi bersujud dan menangis.

Memohon satu kesempatan lagi untuk mencintai seseorang yang mengasihi selalu mengalihkan kesenangan dan membagi kesedihan kita, ia selalu memberi PERHATIAN kepada kita karena ia peduli kepada kita.

ADAKAH "PERHATIAN TERBAIK" ITU BEGITU MAHAL BAGI MEREKA? BERILAH "PERHATIAN TERBAIK" WALAUPUN ITU HANYA SEKALI.

Bukankah kesempatan untuk memberi perhatian kepada orang-orang yang kita cintai itu sangat berharga?

Berilah "PERHATIAN TERBAIK" bagi mereka yang kita cintai. LAKUKAN SEKARANG! KARENA HANYA ADA SATU KESEMPATAN UNTUK MEMPERHATIKAN DENGAN HATI KITA.

Minggu, 31 Mei 2015

JENDELA HATI


Ada sepasang suami istri  yang baru pindah rumah, ketika mereka menyantap sarapan pagi pada keesokan harinya, sang istri melihat tetangganya yang menjemur pakaian di luar rumah.

"Cuciannya tidak begitu bersih" ucap sang istri kepada suaminya. "Dia tidak tahu cara mencuci yang bersih, mungkin dia butuh sabun cuci yang lebih bagus".

Suaminya pun ikut melihat tetapi tidak berkomentar. Setiap kali tetangganya menjemur pakaian, sang istri selalu mengatakan hal yang sama.

Sebulan kemudian, sang istri terkejut ketika melihat cucian yang bersih dijemuran tetangganya, ia pun berkata pada suaminya, "Lihatlah! dia telah belajar cara mencuci yang benar, siapa yang mengajarkan padanya ya?".

Sang suami berkata, "Aku bangun awal pagi ini dan membersihkan jendela kita!".

Bukankah ide yang bagus untuk mengecek terlebih dahulu apakah jendela anda bersih? Apa yang kita lihat ketika melihat seseorang tergantung dari kebersihan jendela tempat kita melihat.

Sebelum kita mengkritik sesuatu, ada baiknya kita mengecek dulu pikiran kita dan bertanya pada diri kita sendiri apakah kita bisa melihat sesuatu yang salah dari orang lain.

Apa yang kita lihat tergantung kacamata yang kita gunakan, kalau kita menggunakan kaca mata hitam semua akan sangat gelap, namun bila kita menggunakan kaca mata yang bening kita akan melihat semuanya sangat terang, tergantung dari sisi mana kita melihat.

Kamis, 28 Mei 2015

INILAH CINTA


Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika wanita muda berpenampilan menarik dan bertongkat putih itu dengan hati-hati menaiki tangga.

Dia membayar sopir bus lalu, dengan tangan meraba-raba kursi, dia berjalan menyususri lorong sampai menemukan kursi yang tadi dikatakan kosong oleh si supir.

Kemudian ia duduk, meletakkan tasnya dipangkuannya dan menyandarkan tongkatnya pada tungkainya.

Setahun sudah lewat sejak Susan, 34 tahun, menjadi buta, karena salah diagnosa dia kehilangan penglihatannya dan terlempar ke dunia yang gelap gulita, penuh amarah, frustasi dan rasa kasihan pada diri sendiri.

Sebagai wanita yang independen, Susan merasa terkutuk oleh nasib mengerikan yang membuatnya kehilangan kemampuan, merasa tak berdaya dan menjadi beban bagi semua orang disekelilingnya.

"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku?" dia bertanya-tanya, hatinya mengeras karena marah. Tetapi, betatapun seringnya ia menangis atau menggerutu atau berdoa, dia mengerti kenyataan yang menyakitkan itu penglihatannya takkan pernah pulih lagi.

Depresi mematahkan semangat Susan yang tadinya selalu optimis, mengisi waktu seharian kini merupakan perjuangan berat yang menguras tenaga dan membuatnya frustasi.

Dia menjadi sangat bergantung pada Mark, suaminya. Mark seorang perwira angkatan udara, dia mencintai Susan dengan tulus.

Ketika istrinya baru kehilangan penglihatannya, dia melihat bagaimana Susan tenggelam dalam keputusasaannya, Mark bertekad untuk membantunya menemukan kembali kekuatan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan Susan untuk menjadi mandiri lagi.

Latar belakang militer Mark membuatnya terlatih untuk menghadapi berbagai situasi darurat, tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran yang paling sulit yang pernah dihadapinya.

Akhirnya Susan merasa siap bekerja lagi. Tetapi, bagaimana dia akan bisa ke kantornya? Dulu Susan biasa naik bus, tetapi sekarang terlalu takut untuk pergi ke kota sendirian.

Mark menawarkan untuk mengantarkannya setiap hari, meskipun tempat kerja mereka terletak dipinggir kota yang berseberangan, mula-mula kesepakatan itu membuat Susan nyaman dan Mark puas karena bisa melindungi istrinya yang buta, yang tidak yakin akan bisa melakukan hal-hal paling sederhana sekalipun.

Tetapi, Mark segera menyadari bahwa pengaturan itu keliru membuat mereka terburu-buru, dan terlalu mahal, Susan harus belajar naik bus lagi, Mark menyimpulkan dalam hati.

Tetapi, baru berpikir untuk menyampaikan rencana itu kepada Susan telah membuatnya merasa tidak enak.

Susan masih sangat rapuh, masih sangat marah, bagaimana reaksinya nanti? Persis seperti dugaan Mark, Susan ngeri mendengar gagasan untuk naik bus lagi.

"Aku buta!" tukasnya dengan pahit. "Bagaimana aku bisa tahu kemana aku pergi? Aku merasa kau akan meninggalkanku" Mark sedih mendengar kata-kata itu, tetapi ia tahu apa yang harus dilakukan.

Dia berjanji bahwa setiap pagi dan sore, ia akan naik bus bersama Susan, selama masih diperlukan, sampai Susan hafal dan bisa pergi sendiri.

Dan itulah yang terjadi. Selama 2 minggu penuh Mark menggunakan seragam militer lengkap, mengawal Susan ke dan dari tempat kerja, setiap hari.

Dia mengajari susuan bagaimana menggantungkan diri pada indranya yang lain, terutama pendengarannya, untuk menemukan dimana ia berada dan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Dia menolong Susan berkenalan dan berkawan dengan sopir-sopir bus dan menyisakan 1 kursi kosong untuknya, dia membuat Susan tertawa, bahkan pada hari-hari yang tidak terlalu menyenangkan ketika Susan tersandung dari bus, atau menjatuhkan tasnya yang penuh berkas di lorong bus.

Setiap pagi mereka berangkat bersama-sama, setelah itu Mark akan naik taksi ke kantornya, meskipun pengaturan itu lebih mahal dan melelahkan daripada yang pertama, Mark yakin bahwa hanya soal waktu sebelum Susan mampu naik bus tanpa dikawal.

Mark percaya kepadanya, percaya kepada Susan yang dulu dikenalnya sebelum wanita itu kehilangan penglihatannya, wanita yang tidak pernah takut menghadapi tantangan apapun dan tidak akan pernah menyerah.

Akhirnya, Susan memutuskan bahwa dia siap untuk melakukan perjalanan itu seorang diri.

Tibalah hari senin, sebelum berangkat, Susan memluk Mark yang pernah menjadi kawannya 1 bus dan sahabatnya yang terbaik, matanya berkaca-kaca, penuh air mata syukur karena kesetiaan, kesabaran, dan cinta Mark.

Dia mengucapkan selamat berpisah, untuk pertama kalinya mereka pergi ke arah yang berlawanan.

Senin,Selasa, Rabu, Kamis setiap hari dijalaninya dengan sempurna, belum pernah Susan merasa sepuas itu. Dia berhasil! Dia mampu berangkat kerja tanpa dikawal.

Pada hari Jumat pagi, seperti biasa Susan naik bus ke tempat kerja, ketika dia membayar ongkos bus sebeum turun, sopir bus itu berkata "Wah, aku iri padamu".

Susan tidak yakin apakah sopir itu bicara kepadanya atau tidak. Lagi pula, siapa yang bisa iri pada seorang wanita buta sepanjang tahun lalu berusaha menemukan keberanian untuk menjalani hidup? Dengan penasaran, dia berkata kepada sopir, "Kenapa kau bilang kau iri kepadaku?"

Sopir itu menjawab, "Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti itu" Susan tidak mengerti apa maksud sopir itu.

Sekali lagi dia bertanya "Apa maksudmu?". 
 
"Kau tahu minggu kemarin, setiap pagi ada seorang pria tampan berseragam militer berdiri di sudut jalan dan mengawasimu waktu kau turun dari bus. Dia memastikan bahwa kau menyeberang dengan selamat dan dia mengawasimu terus sampai kau masuk ke kantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer, lalu pergi. Kau wanita beruntung" kata sopir itu.

Air mata bahagia membasahi pipi Susan, karena meskipun secara fisik tidak dapat melihat Mark, dia selalu bisa memastikan kehadirannya.

Dia beruntung, sangat beruntung, karena Mark memberikannya hadiah yang jauh lebih berharga dari pada penglihatan, hadiah yang tak perlu dilihatnya dengan matanya untuk meyakinkan diri, hadiah cinta yang bisa menjadi penerang dimanapun ada kegelapan.

Selasa, 26 Mei 2015

INDAH PADA WAKTUNYA


Seorang anak memberitahu ibunya kalau segala sesuatu tidak berjalan seperti yang dia harapkan. Dia mendapatkan nilai jelek dalam rapor, putus dengan pacarnya, dan sahabat terbaiknya pindah ke luar kota. Saat itu ibunya sedang membuat kue, dan menawarkan apakah anaknya mau mencicipinya, dengan senang hati dia berkata, "Tentu, aku suka roti ibu!".

"Nih, cicipi mentega ini" kata ibunya menawarkan. "Yups" ujar anaknya. "Bagaimana dengan telur mentah?". "Ibu bercanda kan", "Mau coba tepung terigu atau baking soda?", "Bu..., semua yang ibu tawarin setelah mentega itu bukannya tidak pantas dicoba?".

Lalu ibunya menjawab, "Ya, semua itu tadi memang kelihatannya tidak enak jika dilihat satu per satu. Tapi jika dicampur jadi satu melalui satu proses yang benar, akan menjadi kue yang enak".

Tuhan bekerja dengan cara yang sama seperti penuturan ibu tersebut kepada anaknya.
 
Seringkali kita bertanya kenapa Dia membiarkan kita melalui masa-masa yang sulit dan tidak menyenangkan. Tapi Tuhan tahu jika Dia membiarkan  semuanya terjadi satu persatu sesuai dengan rancangan-Nya, segala sesuatunya akan menjadi sempurna tepat pada waktunya.

Kita hanya perlu percaya proses ini diperlukan untuk menyempurnakan hidup kita, bisakah kita rasakan kalau Tuhan teramat sangat mencntai kita? Coba perhatikan hal-hal yang sederhana sebagai contoh.

Tuhan mengirimkan bunga setiap musim semi, sinar matahari setiap pagi, setiap saat kita ingin bicara, Dia akan mendengarkan. Dia ada setiap kita membutuhkan-Nya, Dia ada di setiap tempat, dan Dia memilih untuk berdiam di hati kita.

Bersyukurlah atas semua anugerahnya meski kadang tersurat dalam hal pahit sekalipun. Percayalah, dalam jalan-Nya semua itu indah pada waktunya.

SEMANGKUK BAKMI PANAS


Pada malam itu Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun.

Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan.

Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang, pemiliki kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata, "Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?"

"Ya, tetapi, aku tidak membawa uang" jawab Ana dengan malu-malu. "Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu" jawab si pemilik kedai.

"Silakan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu", tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi.

Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.

"Ada apa, nona?" tanya si pemilik kedai. "Tidak apa-apa, aku hanya terharu" jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.

"Bahkan seseorang yang baru ku kenal pun memberi aku semangkuk bakmi! Tetapi, ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah. Kau, seorang yang baru ku kenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri" katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana menarik nafas panjang dan berkata "Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya". Ana terhenyak mendengar hal tersebut, "Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya".

Ana segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya.

Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang arus diucapkan kepada ibunya, begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas.

Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah, "Ana, kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang".

Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisannya dan ia menangis di hadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita.

Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga), khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.

Senin, 25 Mei 2015

HADIAH


Bayangkan ada sebuah bank yang memberi anda pinjaman uang sejumlah Rp 86.400,00 setiap paginya.

Semua uang itu harus anda gunakan, pada malam hari, bank akan menghapus sisa uang yang tidak anda gunakan selama sehari, coba tebak, apa yang anda lakukan? Tentu saja, menghabiskan semua uang pinjaman itu.

Setiap dari kita memiliki bank semacam itu, bank itu bernama WAKTU, setiap pagi, ia akan memberi anda 86.400 detik, pada malam harinya ia akan menghapus sisa waktu yang tidak anda gunakan untuk tujuan baik. Karena ia tidak memberi sisa waktunya pada anda.

Anda tidak bisa menariknya kembali, juga, anda tidak bisa meminta "Uang muka" untuk keesokan hari. Anda harus hidup di dalam simpanan hari ini. Maka dari itu, investasikanlah untuk kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan anda.

Jam terus berdetak. Gunakan waktu anda dengan sebaik-baiknya.

Agar tahu pentingnya waktu SETAHUN, tanyakan pada murid yang tinggal di kelas.

Agar tahu pentingnya waktu SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi premature.

Agar tahu pentingnya waktu SEMINGGU, tanyakan editor majalah mingguan.

Agar tahu pentingnya waktu SEJAM, tanyakan pada kekasih yang menunggu untuk bertemu.

Agar tahu pentingnya waktu SEMENIT, tanyakan pada orang yang ketinggalan pesawat terbang.

Agar tahu pentingnya waktu SEDETIK, tanyakan pada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan.

Agar tahu pentingnya waktu SEMILI DETIK, tanyakan pada peraih medali perak olimpiade.

"Hargailah setiap waktu yang anda miliki, dan ingatlah waktu tidaklah menunggu siapa-siapa"

Minggu, 24 Mei 2015

GEMA


Seorang anak mengisi waktu luang dengan kegiatan mendaki gunung bersama ayahnya, entah mengapa tiba-tiba si anak tersandung akar pohon dan jatuh.

"Aduh!" jeritannya memecahkan keheningan suasana pegunungan, sia anak amat terkejut, ketika mendengar di kejauhan menirukan teriakannya persis sama, "Aduh!".

Dasar anak-anak, ia berteriak lagi, "Hei siapa kau?". Jawaban yang terdengar, "Hei siapa kau?". Lantaran kesal mengetahui suaranya selalu ditirukan, si anak berseru, "Pengecut kamu!" lagi-lagi ia terkejut ketika suara dari sana membalasnya dengan umpatan yang serupa, ia bertanya kepada ayahnya, "Apa yang terjadi?".

Dengan penuh kearifan sang ayah tersenyum, "Anakku, coba perhatikan". Lelaki itu berkata keras, "Saya kagum padamu!". Suara di kejuhan menjawab, "Saya kagum padamu!".

Sekali lagi sang ayah berteriak, "Kamu sang juara!". Si anak sangat keheranan, meski demikian ia tetap belum mengerti.

Lalu sang ayah menjelaskan, "Suara itu adalah GEMA, tapi sesungguhnya itulah kehidupan".

Kehidupan memberi umpan balik atas semua ucapan dan tindakanmu, dengan kata lain, kehidupan kita adalah sebuah pantulan atau bayangan atas tindakan kita.

Bila kamu ingin mendapatkan lebih banyak cinta di dunia ini, ya ciptakan cinta di dalam hatimu.

Bila kamu menginginkan tim kerjamu punya kemampuan tinggi, ya tingkatkan kemampuan itu.

Hidup akan memberikan kembali segala sesuatu yang telah kamu berikan kepadanya, ingat, bukan sebuah kebetulan tapi sebuah bayangan dirimu.

Sabtu, 23 Mei 2015

KARENA SAYA BUTA


Suatu hari aku berjalan di bibir-bibir ladang di sebuah desa yang indah, saat itu aku melewati sebuah lapangan yang di mana seluruh anak-anak desa bermain di sore hari yang cerah, namun mataku tertuju di sudut sana, di situ duduk seorang gadis yang asyik menenun menghadap tawa teman-temannya yang sedang bermain, aku menghampirinya dan mencoba membuka pembicaraan.

Aku bertanya padanya, "Kenapa kamu sendiri di sini dan tidak bergabung untuk bermain bersama teman-temanmu gadis manis?" sambil tersenyum dia menjawab, "Karena saya buta tuan", hatiku langsung terenyuh ketika sadar bahwa gadis ini buta, akhirnya aku mengalihkan pembicaraan lain karena pikirku tidak baik apabila aku membicarakan keterbatasannya.

Sambil melihat hasil tenunannya aku bertanya kepadanya sekali lagi, "Wah, tenunanmu ini kenapa indah sekali?" sekali lagi gadis itu tersenyum dan menjawab, "Karena saya buta tuan, setiap pagi, siang dan malam hari saya hanya dapat menenun hingga akhirnya saya tau apa yang bisa saya kerjakan, tenunan-tenunan ini akan saya berikan kepada adik-adik saya dipanti asuhan, saya hanya bisa berharap setidaknya dengan apa yang saya miliki saat ini saya dapat memberikan manfaat pada orang lain".

Dari pengalaman itu aku belajar bahwa karena dengan keterbatasan fisik orang-orang ini tidak menghabiskan waktunya hanya dengan bermain, dan dengan keterbatasan fisiknya pula mereka dapat menghasilkan sesuatu yang indah bahkan dapat bermanfaat bagi orang lain.

Sungguh malu apabila kita yang dikaruniai oleh Tuhan sedemikian anugerah yang sempurna tidak dapat melakukan apa yang sebagian orang cacat lakukan bahkan beberapa di antara kita selalu mengeluh dengan apa yang Tuhan berikan pada kita, pantaskah?

"Aku tidak selalu mendapatkan apa yang aku sukai, maka dari itu aku selalu menyukai yang aku dapatkan"

Jumat, 22 Mei 2015

EMAIL DARI SESEORANG YANG PEDULI


Sahabatku membuka laci tempat istrinya menyimpan pakaian dalam dan membuka bungkusan berbahan sutera, "Ini..."dia berkata, "Bukan bungkusan asing lagi. Dia membuka kotak itu dan memandang pakaian sutera serta kotaknya, "Istriku mendapatkan ini ketika pertama kali pergi ke luar negeri, 8 atau 9 tahun yang lalu".
 
Dia tidak pernah mengeluarkan bungkusan ini. Karena menurut dia, hanya akan digunakan untuk kesempatan yang istimewa.

Dia melangkah dekat tempat tidur dan meletakkan bungkusan hadiah di dekat pakaian yang ia pakai ketika pergi ke pemakaman istrinya, istrinya baru saja meninggal dunia. Dia menoleh kepadaku dan berkata:

"JANGAN PERNAH MENYIMPAN SESUATU UNTUK KESEMPATAN ISTIMEWA, SETIAP HARI DALAM HIDUPMU ADALAH KESEMPATAN YANG ISTIMEWA"

Aku masih berpikir bahwa kata-kata itu akhirnya mengubah hidupku. Sekarang aku lebih banyak membaca dan mengurangi bersih-bersih. Aku duduk di sofa tanpa khawatir tentang apapun.

Aku mengerti bahwa kehidupan seharusnya menjadi sumber pengalaman supaya bisa hidup, tidak semata-mata untuk bertahan hidup saja.

Aku tidak lama-lama menyimpan sesuatu. Aku menggunakan gelas keristal ku setiap hari. Aku akan mengenakan pakaian baru untuk pergi ke supermarket jika aku menyukainya.

Aku tidak menyimpan parfum spesialku untuk kesempatan istimewa, aku menggunakannya kemanapun aku menginginkannya. Kata-kata "Suatu hari" dan "Suatu saat nanti" sudah lenyap dari kamusku, jika melihat, mendengar dan melakukan sesuatu ternyata bisa menjadi berharga, aku ingin melihat, mendengar, atau melakukannya sekarang.

Aku ingin tahu apa yang dilakukan istri temanku apabila dia tahu dia tidak akan ada di sana pagi berikutnya, ini yang tak seorangpun mampu mengatakannya.

Aku berpikir, dia mungkin sedang menelpon teman lama untuk berdamai atas perselisihan yang pernah mereka lakukan. Aku berpikir bahwa dia mungkin pergi makan martabak spesial, makanan favoritnya.

Semua ini hal-hali kecil yang mungkin akan Aku sesali jika tak Aku lakukan, jika aku tahu besok aku tiada.

Aku akan menyesalinya, karena aku tidak lebih lama lagi melihat teman-teman yang aku temui, juga surat-surat yang aku tulis suatu hari nanti.

Sekarang, aku mencoba untuk tidak menunda atau menyimpan apapun yang bisa membuatku tertawa dan bisa membuatku menikmati hidup.

Dan setiap pagi, aku berkata kepada diriku sendiri bahwa hari ini akan menjadi hari istimewa. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, adalah istimewa.

Apabila kamu mendapatkan pesan ini, itu karena seseorang peduli padamu, dan karena mungkin ada seseorang yang kamu pedulikan.

Jika kamu terlalu sibuk untuk mengirimkan pesan ini kepada orang lain dan kamu berkata pada dirimu sendiri bahwa kamu akan mengirimkannya " Suatu saat nanti", ingatlah bahwa suatu saat itu sangat jauh dan mungkin tidak pernah datang.

Kamis, 21 Mei 2015

DOA SALEH



Saleh baru berumur delapan tahun, ketika dia mendengar ibu dan ayahnya sedang berbicara mengenai adik perempuannya, Salihah. Ia sedang menderita sakit yang parah dan mereka telah melakukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan jiwanya.

Hanya operasi yang sangat mahal yang sekarang bisa menyelamatkan jiwa Salihah, tapi mereka tidak punya biaya untuk itu.

Saleh mendengar ayahnya berbisik, "Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya sekarang". Saleh pergi ke tempat tidur dan mengambil celengan dari tempat persembunyiannya.

Lalu dikeluarkannya semua isi celengan tersebut ke lantai dan menghitung secara cermat, tiga kali, nilainya harus benar-benar tepat.

Dengan membawa uang tersebut, Saleh menyelinap keluar dan pergi ke toko obat di sudut jalan, Ia menunggu dengan sabar sampai sang apoteker memberi perhatian.

Tapi dia terlalu sibuk dengan orang lain untuk diganggu oleh seorang anak berusia delapan tahun, Saleh berusaha menarik perhatian dengan menggoyang-goyangkan kakinya, tapi gagal.

Akhirnya dia mengambil uang koin dan melemparkannya ke kaca etalase. Berhasil! "Apa yang kamu perlukan?" tanya apoteker tersebut dengan suara marah. "Saya sedang berbicara dengan saudara saya".

"Tapi, saya ingin berbicara kepadamu mengenai adik saya", Saleh menjawab dengan nada yang sama. "Dia sakit dan saya ingin membeli keajaiban".

"Apa yang kamu katakan?" tanya sang apoteker.

"Ayah saya mengatakan hanya keajaiban yang bisa menyeleamatkan jiwanya sekarang, jadi berapa harga keajaiban itu?".

"Kami tidak menjual keajaiban, adik kecil. Saya tidak bisa menolongmu".

"Dengar, saya mempunyai uang untuk membelinya. Katakan saja berapa harganya" kata Saleh.

Seorang pria berpakaian rapi berhenti dan bertanya, "Keajaiban jenis apa yang dibutuhkan oleh adikmu?"

"Saya tidak tahu", jawab Saleh. Air mata mulai menetes di pipinya. "Saya hanya tahu dia sakit parah dan mama mengatakan bahwa ia membutuhkan operasi".

"Tapi kedua orang tua saya tidak mampu membayarnya, tapi saya juga mempunyai uang".

"Berapa uang yang kamu punya?" tanya pria itu lagi. "Sembilan ribu lima ratus rupiah", jawab Saleh dengan bangga. "Dan itulah seluruh uang yang saya miliki di dunia ini".

"Wah kebetulan sekali", kata pria itu sambil tersenyum. "Sembilan ribu lima ratus rupiah, harga yang tepat untuk membeli keajaiban yang dapat menolong adikmu".

Dia mengambil uang tersebut dan kemudian memegang tangan Saleh sambil berkata, "Bawalah saya kepada adikmu, saya ingin bertemu dengannya dan juga orang tuamu".

Pria itu adalah Dr. Abdul Ghani, seorang ahli bedah terkenal, operasi dilakukannya tanpa biaya dan membutuhkan waktu yang tidak lama sebelum Salihah dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat.

Kedua orang tuanya sangat bahagia mendapatkan keajaiban tersebut.

"Operasi itu", bisik ibunya, "Adalah seperti keajaiban. Saya tidak dapat membayangkan berapa harganya".

Saleh tersenyum. Dia tahu secara pasti berapa harga keajaiban tersebut, sembilan ribu lima ratus rupiah ditambah dengan keyakinan.

Selasa, 19 Mei 2015

DIRIMU UNTUK IBUMU




Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu. Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.
Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya. Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap saat tanpa peduli kepentingannya.
Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting. Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.
Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA. Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.
Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarkanmu ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kamu tidak malu di depan teman-temanmu.
Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, "Dari mana saja seharian ini?". Sebagai balasannya, kau jawab, "Ah ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!".
Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebaga balasannya, kau katakan, "Aku tidak ingin seperti ibu".
Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi. Sebagai balasannya, kau tanyakan dia kapan kau bisa ke Bali.
Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu. Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.
Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan. Sebagai balasannya, kau mengeluh, "Bagaimana ibu ini, kok bertanya seperti itu?".
Saat kau berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu. Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau jawab, "Bu, sekarang jamannya sudah beda".
Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kau jawab, "Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu".
Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu, sabagai gantinya, kau baca buku tentang pengaruh negative orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.
Dan hingga suatu pagi, dia meninggal dengan tenang. Tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena kau tersadar bahwa kau pun adalah ibu yang akan mendapatkan balasannya dari anakmu kelak, mereka datang menghantam HATI bagaikan palu godam.

JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGAN LUPA MEMBERI KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI.
DAN JIKA BELIAU SUDAH TIADA, INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU.

Senin, 18 Mei 2015

SANDAL KULIT SANG RAJA


Seorang raja sedang berjalan-jalan mengelilingi negerinya yang elok dan indah. Tetapi di tengah perjalanan sang raja merasa jalannya rusak dan perlu memperbaikinya. Sang rajapun berpendapat bahwa negerinya tidak boleh memiliki jalan yang jelek dan tidak rata.
Sang raja memanggil dan mengumpulkan semua menterinya untuk menutupi jalan dengan kulit sapi yang terbaik di negerinya dan berharap agar cepat selesai dengan waktu yang sangat singkat.
Ketika semua dalam keadaan sibuk sedang mempersiapkan ribuan sapi yang bagus seantero negeri. Datanglah seorang tua yang bijak menemui sang raja. Ia berkata kepada sang raja, "Wahai baginda raja, kenapa tuanku mengumpulkan begitu banyak kulit sapi untuk menutupi jalan, padahal tuanku hanya cukup memiliki dua potong kulit sapi saja".
Konon sejak saat itu dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang kita sebut "Sandal".
Renungan:
Makna dalam cerita tersebut adalah bila kita ingin merasa nyaman di dunia ini, bukanlah dengan mengubah dunia ini agar terasa nyaman. Tetapi bagaimana cara pandang kita agar dapat menyesuaikan dengan dunia yang kita tempati.
Terkadang cara pandang seseorang bisa saja salah dalam menghadapi dunia ini. Seolah dunialah yang salah dan perlu dibenahi. Namun, apakah kita pernah melihat ke dalam diri kita bahwa cara pandang kita juga bisa saja salah.
Kesulitan yang kita hadapi dalam menjalani kehidupan bukan berarti kita harus merubah tatanan kehidupan yang sudah ada, melainkan dengan mengubah pola pikir kita agar terhindar dari kesulitan dalam menjalani kehidupan. Dengan pola pikir kita yang baik pastilah dunia pun akan berubah seiring pola pikir yang baik yang dimiliki oleh seluruh manusia di dunia ini.