Selasa, 30 Juni 2015

GADIS KECIL DAN KOTAK EMAS


Di sebuah keluarga miskin, seorang ayah tampak kesal pada anak perempuannya yang berusia tiga tahun, anak perempuannya baru saja menghabiskan uang untuk membeli kertas kado emas untuk membungkus sekotak kado.

Keesokan harinya, anak perempuan itu memberikan kado tersebut sebagai hadiah ulang tahun pada sang ayah, "Ini untuk ayah" kata anak gadis itu.

Sang ayah tak jadi marah, namun ketika ia membuka kotak dan mendapatkan isinya kosong, meledaklah kemarahannya. "Tak tahukah kau, kalau kau menghadiahi kado pada eseorang, kau harus memberi sebuah barang dalam kotak ini!".

Anak perempuan kecil itu menatap ayahnya dengan mata berkaca-kaca, ia berkata terisak-isak, "Oh ayah, sesungguhnya aku telah meletakkan sesuatu ke dalam kotak itu", "Apa yang kau letakkan ke dalam kotak ini? Bukankah kau lihat kotak ini kosong?" bentak ayahnya. "Oh ayah, sungguh aku telah meletakkan hampir ribuan ciuman untuk ayah ke dalam kotak itu" bisik anak perempuan itu.

Sang ayah terperengah mendengar jawaban anak perempuan kecilnya, ia lalu memeluk erat-erat anak perempuannya dan meminta maaf.

Konon, orang-orang menceritakan bahwa, pria itu selalu meletakkan kotak kado itu di pinggir tempat tidurnya sampai akhir hayat, kapan pun ia mengalami kekecewaan, marah atau beban yang berat.

Ia membayangkan ada ribuan ciuman dalam kotak itu yang mengingatkan cinta anak perempuannya, dan sesungguhnya kita telah menerima sebuah kotak emas penuh berisi cinta tanpa pamrih dari orang tua, istri/suami, anak, pasangan, teman dan sahabat kita. Tak ada yang lebih indah dan berharga dalam hidup ini selain cinta.

Disadur dari : Ana Lucia, A Little Girl and The Golden Box

Minggu, 21 Juni 2015

KOIN PENYOK


Alkisah seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu dengan rasa putus asa, sudah cukup lama ia menganggur, kondisi finansial keluarganya morat-marit.

Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak, laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalananya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.

Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu, karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya. "Uh hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok" gerutunya kecewa, meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.

"Sebaiknya koin ini bapak bawa saja ke kolektor uang kuno" kata teller itu memberi sebuah saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya ke kolektor, beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 300 ribu rupiah.

Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dilakukan dengan rejeki nomplok ini, ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral, dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan toples.

Sesudah membeli kayu seharga 300 ribu rupiah, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang, di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel.

Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu, kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal, kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel.

Dia menawarkan uang sejumlah 1 juta rupiah kepada lelaki itu, terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkan mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu.

Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya, dia menukr kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu, dia pun segera membawanya pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru, seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah.

Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 2 juta rupiah, ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 2,5 juta rupiah, lelaki itupun setuju, kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.

Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memasukkan uang yang ia terima, ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 2,5 juta rupiah, pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, "Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?" lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa, hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".

Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Kamis, 18 Juni 2015

KENTANG BUSUK


Seorang ibu guru taman kanak-kanak (TK) mengadakan "permainan", ibu guru menyuruh tiap-tiap muridnya membawa kantong plastik transparan 1 buah dan kentang. Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa, tergantung jumlah orang-orang yang dibenci.

Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantong plastik, ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5, seperti perintah guru mereka tiap-tiap kentang diberi nama sesuai nama orang yang dibenci.

Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun selama 1 minggu. Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap, setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.

Ibu guru : "Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu?"

Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut kemanapun mereka pergi.

Gurupun menjelaskan apa arti dari "permainan" yang mereka lakukan.

Ibu guru : "Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain, sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya 1 minggu, bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup? Alangkah tidak nyamannya".

Minggu, 14 Juni 2015

KELINGKING


Alkisah tentang seorang raja perkasa yang hobi berburu, selagi berburu, kudanya meringkik sembari mengangkat kaki ke atas.

Raja kaget, lalu terpelanting, kelingkingnya putus, raja sangat marah karena dia cacat. "Sudahlah paduka, kalau kena musibah, ya bersyukur saja" ujar seorang penasihatnya.

Sang raja bukannya luluh malah tambah marah, dengan lantang berteriak "Penjarakan penasihat bodoh ini!". Para pengawal yang selalu patuh tidak dapat membantah dan melaksanakan perintah itu, sang penasihat pun dijebloskan ke penjara.

Lima tahun kemudian, saat dia berburu lagi, raja ini ditangkap suku primitif, pria gagah berkulit putih mulus ini akan dipersembahkan pada dewa sebagai tumbal.

Hanya saja, setelah diteliti, lho, kelingkingnya terpotong/cacat jadi terpaksa diganti. Sebagai pengganti, pengawalnya yang tidak cacat dijadikan tumbal pengawal itu lalu dikubur hidup-hidup dan rajanya dipulangkan.

Setelah itu raja menyadari kekhilafannya, penasihat yang dulu dipenjara itu pun dilepaskan "Saya memang harus bersyukur tidak memiliki kelingking" kata raja, mengaku kesalahannya.

"Lah saya juga bersyukur raja memenjarakan saya, kalau saya tidak dipenjarakan oleh paduka, mungkin, saya yang menggantikan paduka sebagai tumbal".

Jumat, 05 Juni 2015

KEAJAIBAN DUNIA


Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari "Tujuh Keajaiban Dunia" pada awal dari pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar apa yang mereka pikir merupakan tujuh keajaiban dunia saat ini.

Walaupun ada beberapa ketidaksesuaian, sebagian besar daftar berisi:

Piramida

Taj Mahal

Tembok Cina

Menara Pisa

Kuil Angkor

Menara Eifel

Pentagon

Ketika mengumpulkan daftar pilihan, bu guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya, jadi bu guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya.

Gadis pendiam iitu menjawab, "Ya sedikit, saya tidak bisa memilihnya karena sangat banyaknya"

Bu guru berkata, "Baik katakanlah pada kami apa yang kau miliki dan mungkin kami bisa membantu memilihnya"

Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca, saya pikir tujuh keajaiban dunia adalah:

Bisa Melihat

Bisa Mendengar

Bisa Menyentuh

Bisa Menyayangi

Dia ragu lagi sebentar, kemudian melanjutkannya,

Bisa Merasakan

Bisa Tertawa

dan, Bisa Mencintai

Ruang kelas tersebut sunyi seketika, alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya "Keajaiban"

Sementara kita lihat lagi yang telah Tuhan karuniakan untuk kita, kita menyebutnya sebagai "biasa"

Semoga hari ini diingatkan tentang segala hal yang betul-betul ajaib dalam kehidupan anda.

Kamis, 04 Juni 2015

KAKEK NENEK


Suatu ketika di sebuah desa kecil hidup pasangan kakek dan nenek yang hendak berangkat umroh, si kakek tampak gelisah sepertinya ada yang kakek sembunyikan, akhirnya dengan pertimbangan yang cukup lama, si kakek membuka pembicaraan dengan nenek.

"Nek, kita kan mau berangkat umroh" kata kakek berbasa-basi, "Untuk itu kakek mau kita saling jujur atas kesalahan kita masing-masing" sambung kakek. "Biar kita mabrur juga takut kita nggak ketemu lagi sepulang umroh", kemudian nenek menjawab dengan penuh antusias, "Kakek betul biar ibadah kita diridhoi ya kek", jawab nenek.

Dengan penuh keraguan kakek berkata, "Mmm anu nek, aduh gimana yah ngomongnya?"

"Memang apa sih kek yang ingin kakek omongin, ngomong aja terus terang kek" kata nenek.

"Aduh gimana ya? Kakek mau jujur tapi takut nenek marah. Nenek jangan marah ya?" pinta kakek, nenek pun mengangguk tanda setuju.

"Gini nek" sambung kakek ragu. "Sebetulnya pada waktu kita nikah dulu kakek sudah bukan perjaka lagi".

Kakek menunggu jawaban nenek, dengan ekspresi yang datar nenek menjawab "Oh..."

Kakek heran, "Lho kok cuma oh, nenek nggak marah?"

Jawab nenek "Kek, nenek pun mau jujur sama kakek, nenek juga waktu kita nikah sudah tidak perawan lagi" jawab nenek menjelaskan.

"Oh begitu rupanya" kakek lega mendengar jawaban nenek, "Kalau begitu kita impas ya nek".

"Apa?" kakek agak terkejut, sambil sedikit menahan amarahnya, kata kakek. "Memang nenek sudah nikah berapa kali?"

"Nah itu dia, nenek lupa berapa kali nenek nikah. tapi setiap nenek nikah, nenek menyimpan sebuah butir kacang hijau dimangkuk"

"Sekarang dimana mangkuk itu?" tanya kakek dengan perasaan yang tak karuan. "Ada di dapur di atas rak piring" kata nenek.

Betapa lebih terkejut lagi si kakek mendapati mangkuk besar yang terisi banyak butiran kacang hijau, sambil membawa mangkuk itu ke teras depan, kakek bertanya "Nek, kenapa banyak sekali? Lalu apa maksudnya uang yang nenek simpan di atas mangkuk ini?"

"Oh karena terlalu banyak butir kacang hijau yang nenek simpan, jadi nenek menjualnya sebagian, itulah uang yang nenek peroleh dari menjual butir kacang hijau"

Hehehe... mungkin tidak pernah ada cerita seperti di atas namun dari cerita di atas dapat kita pelajari bahwa adalah hal terpenting selain sebuah kejujuran.

Dan apabila anda bertanya pada diri anda sendiri, bukan siapkah anda jujur kepada orang lain, namun lebih siapkah anda apabila orang lain jujur kepada anda?

"Katakanlah sejujurnya walapun itu pahit"

Senin, 01 Juni 2015

JESSICA


Berikut ada sebuah cerita yang bisa membawa hikmah bagi kehidupan, betapa pentingnya waktu untuk orang-orang yang kita cintai.

Terkadang kita lebih banyak melewatkan waktu di tempat kerja (karena tuntutan kerja, tuntutan uang) dari pada bersama keluarga, padahal menurut anda, mana yang lebih penting, uang atau berkumpul dengan keluarga dan orang-orang yang anda cintai?

Pada suatu malam Budi, seorang eksekutif sukses, seperti biasa sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya pulang ke rumah, karena keesokan harinya ada rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham.

Ketika ia sedang menyeleksi dokumen kantor tersebut, putrinya Jessica datang mendekatinya, berdiri tepat di sampingnya, sambil memegang buku cerita baru.

Buku itu bergambar seorang peri kecil yang imut, sangat menarik perhatian Jessica, "Pah liat!" Jessica berusaha menarik perhatian ayahnya, Budi menengok ke arahnya, sambil menurunkan kacamatanya, kalimat yang keluar hanyalah kalimat basa-basi "Wah, buku baru ya Jes?"

"Ya papa" Jessica berseri-seri karena merasa ada tanggapan dari ayahnya. "Bacain Jessi dong pa" pinta Jessica lembut, "Wah papa sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh" sanggah Budi dengan cepat.

Lalu ia segera mengalihkan perhatiannya pada kertas-kertas yang berserakan di depannya, dengan serius, Jessica hening sejenak, namun ia belum menyerah.

Dengan suara lembut dan sedikit manja ia kembali merayu "Pa, mama bilang papa mau baca untuk Jessi" Budi mulai agak kesel, "Jes papa sibuk, sekarang Jessi suruh mama baca ya". "Pa, mama cibuk terus, papa liat gambarnya lucu-lucu".

"Lain kali Jessica, sana! Papa lagi banyak kerjaan" Budi berusaha memusatkan perhatiannya pada lembar-lembar kertas tadi, menit demi menit berlalu, Jessica menarik nafas panjang dan tetap di situ, berdiri di tempatnya penuh harap, dan tiba-tiba ia mulai lagi.

"Pa..., gambarnya bagus, papa pasti suka!", "Jessica, PAPA BILANG, LAIN KALI!" kata Budi membentaknya dengan keras, kali ini Budi berhasil.

Semangat Jessica kecil terkulai, hampir menangis, matanya berkaca-kaca dan ia bergeser menjauhi ayahnya "Iya pa, lain kali ya pa?" ia masih sempat mendekati ayahnya dan sambil menyentuh lembut tangan ayahnya ia menaruh buku cerita di pangkuan sang Ayah.

"Pa kalau papa ada waktu, papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger".

Hari demi hari telah berlalu, tanpa terasa dua pekan telah berlalu namun permintaan Jessica kecil tidak pernah terpenuhi, buku cerita Peri Imut, belum pernah dbacakan bagi dirinya.

Hingga suatu sore terdengar suaru hentakan keras "Buuuk!!!" beberapa tetangga melaporkan dengan histeris bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang pemuda mabuk yang melajukan kendaraanya dengan kencang di depan rumah Budi.

Tubuh Jessica mungil terhentak beberapa meter, dalam keadaan yang begitu panik ambulan didatangkan secepatnya, selama perjalanan menuju rumah sakit, Jessica kecil sempat berkata dengan begitu lirih "Jessi takut pa, Jessi takut ma, Jessi sayang papa mama" darah segar terus keluar dari mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi ketika sesamppainya di rumah sakit terdekat.

Kejadian hari itu begitu mengguncangkan hati nurani Budi, tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji.

Kini yang ada hanyalah penyesalan, permintaan sang buah hati yang sangat sederhana pun tidak terpenuhi, masih segar terbayang dalam ingatan budi tangan mungil anaknya yang memohon kepadanya untuk membacakan sebuah cerita, kini sentuhan itu terasa sangat berarti sekali.

"... papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger" kata-kata Jessi terngiang-ngiang kembali.

Sore itu setelah segalanya telah berlalu, yang tersisa hanya keheningan dan kesunyian hati, canda dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar lagi, Budi mulai membuka buku cerita peri imut yang diambilnya perlahan dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan.

Bukunya sudah tidak baru lagi, sampulnya sudah usang dan koyak, beberapa coretan tak berbentuk menghiasi lembar-lembar halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil.

Budi menguatkan hati, dengan mata yang berkaca-kaca ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan suara keras, tampak sekali ia berusaha membacanya dengan keras, ia terus membacanya dengan keras-keras halaman demi halaman, dengan berlinang air mata. "Jessi dengar papa baca ya" selang beberapa kata, hatinya memohon lagi "Jessi papa mohon ampun nak, papa sayang Jessi" seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya, tak kuasa menahan itu Budi bersujud dan menangis.

Memohon satu kesempatan lagi untuk mencintai seseorang yang mengasihi selalu mengalihkan kesenangan dan membagi kesedihan kita, ia selalu memberi PERHATIAN kepada kita karena ia peduli kepada kita.

ADAKAH "PERHATIAN TERBAIK" ITU BEGITU MAHAL BAGI MEREKA? BERILAH "PERHATIAN TERBAIK" WALAUPUN ITU HANYA SEKALI.

Bukankah kesempatan untuk memberi perhatian kepada orang-orang yang kita cintai itu sangat berharga?

Berilah "PERHATIAN TERBAIK" bagi mereka yang kita cintai. LAKUKAN SEKARANG! KARENA HANYA ADA SATU KESEMPATAN UNTUK MEMPERHATIKAN DENGAN HATI KITA.